Asal-Usul Suku Dompu
mengapa masalah Suku Bangsa menjadi penting dibahas?
Karena Suku bangsa adalah identitas suatu daerah.
suku dompu belum banyak dibahas, bahkan jarang disebut karena kesamaan budaya dan bahasa cenderung dianggap sama dengan Suku Mbojo (Bima).
Padahal sebagai suku bangsa, suku dompu memiliki dan mendiami wilayah yang berbeda dengan suku Mbojo. Suku dompu mendiami wilayah dompu, suku mbojo mendiami wailajah Bima. kemiripan bahasa dan budaya tidak mesti berarti berasal dari suku yang sama (perlu penelitian lebih lanjut)!
Suku Dompu telah diakui keberadaannya sebagai sebagai salah satu bagian dari keberagaman suku-suku di Nusantara, karena memiliki garis keturunan yang berbeda dan mendiami wilayahnya sendiri, yaitu dompu.
Bahwa pada masa lalu, ada kisah/mitos (perlu ditelusuri) manusia purba yang digambarkan sebagai Wa'i (nenek) dan Ompu (kakek) Ranggasasa (raksasa) yang menjadi penghuni pertama wilayah (dana) Dompu. Kehidupan mereka sebagaimana layaknya manusia purba masih berpindah-pindah. Gua-gua yang ditemukan di beberapa tempat didaerah dompu, diperkirakan menjadi tempat tinggal mereka, antara lain:
- GUa Doro kapi di sebelah timur Kampung Saka-Dorotangga
- Gua Sori Ria Loka di desa Daha
- Gua Karama Ria di Ria-Tonda
- Gua La Hasi di kecamatan Sanggar
- gua Mpuri-Bolo
indikasi lain yang lebih spesifik (mengarah) adalah ditemukannya di beberapa wilayah berupa peralatan hidup mereka sehari-hari, terbuat dari batu, antara lain:
- Temuan telapak kaki manusia purba di Doro Padomara dan Cumpa. batu asahan di doro padomara, Kempo.
- Wadu Nocu (Batu Lesung) di Kempo doro padomara dan di Doro Bata- Dompu
- Wadu Ncona di puncak polu, antara Teri dan Puma - Desa Hu'u. terdapat juga di desa Daha, dikenal sebagai Roa Rmu, dan ada juga di Desa Ranggo yang disebut Ncona juga.
- wadu Kajuji (Batu congklak) ditemukan di Rapa Dena- desa Ranggo dan di Doro Puma desa Hu'u.
- kapak Batu ditemukan di parasada (Manggekalo)- Kelurahan Bada.
- Katoa Wadu, di puncak doro Pajo-desa Lepadi.
- Meja Wadu, di doro Tondi-desa Ranggo
- Wadu Lopi, di pantai Riang-Ria -Tonda (perahu yang sudah membatu)
- wadu Ganta, di pantai Sanggalari- desa Jambu-Hu'u
- Wadu Kadera, di Ria- Tonda, Konon Wadu Kadera ini dipakai untuk pelantikan Raja pertama Dompu.
Kedua indikasi tersebut, Cerita
Rakyat dan penemuan benda-benda purbakala, menjadi pertanda adanya penduduk asli yang mendiami dana Dompu sejak jaman purba. Inilah yang
menjadi penduduk
asli wilayah dompu.
Kemudian kehidupan berkembang dari jaman hidup ndalu ke jaman mengenal
bercocok tanam. Ini masa dimulainya kehidupan menetap yang ditandai dengan
adanya pemukiman-pemukiman di atas lahan-lahan pertanian yang dikenal dengan sebutan Nggaro. Pada saat ini telah ada sistim kehidupan bermasyarakat yang ditandai
dengan adanya pengelompokan-pengelompokan masyarakat berdasarkan wilayah
pemukimannya. Kelompok masyarakat ini dipimpin oleh kepala-kepala yang di sebut Ncuhi, di mana nama-nama Ncuhi ini disesuaikan dengan nama wilayah
kekuasaannya. dalam kesehariannya Ncuhi biasa juga di panggil ompu.
Sisa-sisa Pemukiman
lama sebagai indikasi kehidupan masa itu adalah :
- Negeri Bata, Doro
Bata, Kampung Kandai I.
- Negeri Tolo Fo'o, di sebelah Utara Raba
Baka, desa Matua.
- Negeri Parasada, di lahan pertania
Manggekalo.
- Negeri La Rade, di lahan pertanian Jero
bagian Utara di
tempat ini juga ditemukan kuburan lama berbentuk bundar. di dalamnya
di temukan alat-alat rumah tangga dari logam : talam dan senjata.
- Negeri Dungga. Terdapat
kuburan keramat
yang diberi nama Karama
Dungga.
Di tempat ini banyak ditemukan tumpukan pecahan periuk. Konon, saat
manusia belum
tau caranya menyendok nasi, mereka mengeluarkan nasi dari periuk tempat menanak nasi dengan
memecahkan periuknya,
sehingga masa
itu dikenal
dengan sebutan Bate
Bi'a Roa (Bate
: Banting, Bi'a : pecahkan,Roa : Periuk) (perlu di telusuri)!
Kelompok-kelompok masyarakat ini pun dikepalai oleh seorang Ncuhi, antara lain : Ncuhi
Tonda Ncuhi, Soro Bawa, Ncuhi Hu'u (Ncuhi Iro Aro), Ncuhi Daha, Ncuhi
Puma, Ncuhi
Rumu (Ncuhi Tahira), dan Ncuhi Temba.
Perkembangan pemukiman kemudian semakin meluas. Akhirnya kelompok suku
pendatang beasimilasi dengan kelompok suku asli menjadi satu. Inilah yang
menjadi Suku Asli Dompu.
Saat inilah bermulanya Kerajaan Dompu berdiri, di mana dengan kesepatakan seluruh Ncuhi, baik yang ada di Pedalaman maupun yang mendiami pesisir pantai untuk bersatu dan membentuk sebuah Kerajaan dan Sang Kula sebagai Raja dana Dompu yang Pertama.
Saat inilah bermulanya Kerajaan Dompu berdiri, di mana dengan kesepatakan seluruh Ncuhi, baik yang ada di Pedalaman maupun yang mendiami pesisir pantai untuk bersatu dan membentuk sebuah Kerajaan dan Sang Kula sebagai Raja dana Dompu yang Pertama.
Setelah Kerajaan Dompu terbentuk, mulailah dikenal oleh Kerajaan lain di Nusantara. Begitu dikenal, maka hubungan dengan luar semakin terbuka.Demikian pula pembauran
semakin meluas dengan berdatangannya etnis-etnis lain ke dana Dompu antara
lain dari Melayu, Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Bugis. Jejak kebudayaan Melayu masih terlihat dari adanya panggilan Incedalam
tradisi masyarakat dan panggilan Tati dari kebudayaan Sumatera.
Di samping karena garis keturunan, keanekaragaman etnis ini ikut menentukan sistim pelapisan (kasta) dalam masyarakat Dompu, sebagai berikut :
Kasta asli suku
Dompu terdiri dari :
Londo Ruma. kasta para bangsawa.
Londo Ruma. kasta para bangsawa.
Panggilan untuk mereka :
- Muma atau Uma untuk ayah
- Dade atau Uma Siwe untuk ibu
Londo Dari, kasta untuk orang kebanyakan.
Panggilan untuk mereka :
- Ama untuk ayah
- Ina untuk ibu
- Muma atau Uma untuk ayah
- Dade atau Uma Siwe untuk ibu
Londo Dari, kasta untuk orang kebanyakan.
Panggilan untuk mereka :
- Ama untuk ayah
- Ina untuk ibu
Kemudian setelah adanya pembauran dengan etnis pendatang,
penggolongan dalam kasta pun menjadi berbeda, yaitu :
Londo Ruma
Dibagi atas 2 bagian, yaitu :
1. Ruma atau Bangsawan Raja-Raja dengan semua keturunannya
2. Ruma atau Bangsawan Agama, yaitu suku pendatang dari para penyebar agama yang menikah dengan putri Raja dan keturunan mereka berhak menyandang gelar bangsawan (Bangsawan Agama)
Dibagi atas 2 bagian, yaitu :
1. Ruma atau Bangsawan Raja-Raja dengan semua keturunannya
2. Ruma atau Bangsawan Agama, yaitu suku pendatang dari para penyebar agama yang menikah dengan putri Raja dan keturunan mereka berhak menyandang gelar bangsawan (Bangsawan Agama)
Londo Rato.
Terdiri atas :
1. Ince : dari keturunan Melayu.
Terdiri atas :
1. Ince : dari keturunan Melayu.
Panggilan untuk mereka :
- Ince untuk ayah. atau Tati (Sumatra). Ada juga yang memanggil dengan Bapa'
- Ma' untuk ibu
- Ince untuk ayah. atau Tati (Sumatra). Ada juga yang memanggil dengan Bapa'
- Ma' untuk ibu
Pua atau Dae. Dari keturunan Bugis Bone
Panggilan untuk mereka :
- Pua atau Dae untuk ayah
- Ma' untuk ibu
Panggilan untuk mereka :
- Pua atau Dae untuk ayah
- Ma' untuk ibu
Mereka umumnya mendiami pesisir pantai Soro-Kempo. ***
Londo Dari
Mereka adalah rakyat kebanyakan (penduduk asli)
Panggilan untuk mereka :
- Ama untuk Ayah
- Ina untuk Ibu.
Mereka adalah rakyat kebanyakan (penduduk asli)
Panggilan untuk mereka :
- Ama untuk Ayah
- Ina untuk Ibu.
Londo Ada.
Golongan budak (Ada) yang dimiliki para bangsawan.
Golongan budak (Ada) yang dimiliki para bangsawan.
Pada jaman
penjajahan Belanda, perbedaan
strata ini semakin diperjelas dengan adanya aturan yang membatasi perkawinan campuran antara warga Asing (Cina, Arab)
dengan penduduk asli. Hanya
dari pihak perempuan asli Dompu yang diperbolehkan kawin dengan lelaki Cina
atau Arab, sedangkan lelaki asli Dompu dilarang melakukan perkawinan dengan
wanita keturunan asing. Hal ini disebabkan orang-orang Cina dan Arab saat itu dengan statusnya yang masih sebagai warga negara asing dianggap
memiliki kedudukan setingkat lebih tinggi dari penduduk asli.
**CAtatan: (Di Pesisir Sila -Kecamatan Bolo, Suku keturunan Melayu, Bugis, Bone Juga ada )
Oleh: Eka Kurniawan
(Sumber: Blogg: Nurhaidah)
No comments